Pendidikan anak (1)
Ehm. . . . tarik nafas. mau nulis panjang kali lebar tentang pendidikan anak. Tapi untuk sementara ditulis bagian pertama saja dulu
Setiap anak itu unik, setiap anak itu pandai dan Allah menciptakan segala sesuatu dengan kelebihannya masing-masing.Percaya suatu hari nanti kakak akan menjadi orang yang sukses.
Sudah lama saya paham dan mengerti bahwa kakak mempunyai kelebihan yang sangat di bidang seni dan memiliki kebaikan hati yang seluas langit di angkasa. Saking baik hatinya sampai hal yang bagi saya sepele ternyata sangat menyentuh hatinya (ex. dia sampai menangis tersedu sedu saat melihat film good dino, adegan dimana sang anak berpisah dengan dino) .
Dia termasuk anak yang cepat menyerap materi terkait seni, berapa kali dia pentas tari, pentas puisi. Berapa banyak karakter komik yang dia sudah buat, yang ditempel di dinding rumah, membuat rumah saya tampak seperti ajang pameran.
1 bulan dia belajar berenang, semua gaya sudah dikuasai dengan baik. Bahkan dia naik level 2 strip untuk ujian taekwondonya.
Tahun lalu, saya agak sedih dengan komentar dan reaksi guru kelasnya terhadap nilai dia yang termasuk kurang. Tapi Alhamdulillah tahun ini kakak mendapat guru kelas yang sangat pengertian, bahkan cenderung menenangkan dan memberi semangat.
Kita tinggal dan mengikuti sistem pendidikan yang ada, mau tidak mau pasti kita harus mengikuti sistem yang ada. Tapi terus terang beberapa hal sedikit mengecewakan saya.
Salah satunya adalah materi yang bagi saya terlalu banyak dan tidak fokus. Tematik 4D bertema profesi yang ada, didalamnya bercerita mulai dari nelayan, arsitek, petani dan yang lain. Tapi bahasan yang ada begitu luas, mulai dari proses produksi barang, pembagiam sumber daya alam dan pengelolaan sampah.
Entah bagaimana para orang tua yang lain, tapi bagi saya mengajarkan semua ini ke kakak bagikan menjejalkan begitu banyak materi ke kepala mungilnya.Berangkat sekolah pukul 06.30,belajar seharian dan pulang pukul 15.00.Belum ditambah les dan eskul. Sampai rumah dia harus belajar lagi untuk esok hari. Dan harinya akan berulang seperti itu. Waktunya habis untuk belajar, untuk menghafalkan materi sekolah.
Ah. . . harusnya saya fokus di kelebihannya, bukan pada kekurangannya. Tapi apa daya, untuk mencari lingkungan sekolah yang bagus diperlukan dasar nilai yanh bagus.
Setiap anak itu unik, setiap anak itu pandai dan Allah menciptakan segala sesuatu dengan kelebihannya masing-masing.Percaya suatu hari nanti kakak akan menjadi orang yang sukses.
Sudah lama saya paham dan mengerti bahwa kakak mempunyai kelebihan yang sangat di bidang seni dan memiliki kebaikan hati yang seluas langit di angkasa. Saking baik hatinya sampai hal yang bagi saya sepele ternyata sangat menyentuh hatinya (ex. dia sampai menangis tersedu sedu saat melihat film good dino, adegan dimana sang anak berpisah dengan dino) .
Dia termasuk anak yang cepat menyerap materi terkait seni, berapa kali dia pentas tari, pentas puisi. Berapa banyak karakter komik yang dia sudah buat, yang ditempel di dinding rumah, membuat rumah saya tampak seperti ajang pameran.
1 bulan dia belajar berenang, semua gaya sudah dikuasai dengan baik. Bahkan dia naik level 2 strip untuk ujian taekwondonya.
Tahun lalu, saya agak sedih dengan komentar dan reaksi guru kelasnya terhadap nilai dia yang termasuk kurang. Tapi Alhamdulillah tahun ini kakak mendapat guru kelas yang sangat pengertian, bahkan cenderung menenangkan dan memberi semangat.
Kita tinggal dan mengikuti sistem pendidikan yang ada, mau tidak mau pasti kita harus mengikuti sistem yang ada. Tapi terus terang beberapa hal sedikit mengecewakan saya.
Salah satunya adalah materi yang bagi saya terlalu banyak dan tidak fokus. Tematik 4D bertema profesi yang ada, didalamnya bercerita mulai dari nelayan, arsitek, petani dan yang lain. Tapi bahasan yang ada begitu luas, mulai dari proses produksi barang, pembagiam sumber daya alam dan pengelolaan sampah.
Entah bagaimana para orang tua yang lain, tapi bagi saya mengajarkan semua ini ke kakak bagikan menjejalkan begitu banyak materi ke kepala mungilnya.Berangkat sekolah pukul 06.30,belajar seharian dan pulang pukul 15.00.Belum ditambah les dan eskul. Sampai rumah dia harus belajar lagi untuk esok hari. Dan harinya akan berulang seperti itu. Waktunya habis untuk belajar, untuk menghafalkan materi sekolah.
Ah. . . harusnya saya fokus di kelebihannya, bukan pada kekurangannya. Tapi apa daya, untuk mencari lingkungan sekolah yang bagus diperlukan dasar nilai yanh bagus.
Komentar